This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.


Senin, 10 Desember 2012

PuISI untuk Bunda


Bunda
Sembilan bulan lamanya
Rahim dalam berada
Janin muda perut bunda
Pengorbanan tiada sia
Akhirnya aku lahir lahir juga
Dunia baru berseru
Pada diriku
Waktu dulu
Pada pangkuanmu
Jasa sejagat
Bercucuran keringat
Masih tetap semangat
Seiring kasih hangat
Dalam dekapan hanyat
Bunda
Waktu terus berporos
Pada kenyatan dunia
Dari balik tubuh polos
Doa pada bunda
Ananda bahagia
Bunda
Lanjut usia
Tetap saja kau setia
Terkadang ananda lupa
Masih terus bunda berdoa
Ku harap tak durhaka
Celakalah ananda
Neraka akan menyapa
Bunda
Ananda yang hina
Berharap tetap berguna
Walau jua tak ada
Selalu berusaha
Semoga bunda bahagia
Dunia memang berbeda
Tak mesti bersama
Bunda tetap di jiwa
Raga ananda,
Tetap bunda
Bunda
Untaian bunga
Ukiran bianglala
Lautan samudera
Intan permata
Kecantikan dunia
Tidak seberapa
Bunda tetaplah bunda
Terkenang sepanjang masa
Tak pernah ada akhirnya
Bunda
Wanita terhebat
Wanita terdekat
Ku kenal kau
Lewat nada merdu
Ku ucap kata ibu
Kaulah pelitaku
Tak akan padam
Terkadang meredam
Tetap tak mendendam
Dari kedingingan malam
Ananda memberi salam
Salam dari gubuk terdalam
Demi kerinduan terpendam

PUISIKU


Puisi Di Batas Langitmu

Aku menuai bulir padi, dari segenggam..
relung waktu, yang kokoh di buritan seribu “petir”.
Akupun hanya punya naungan, pada lalu lalang,
Fatamorgana berenda “semu”
Lantas, hanyalah “pucuk daun palma”
Yang mencoba menyingkap pekat malam.
Aku bawa bingkai hati
Untuk menerjang semua yang tergambar di langit
“jangan” mencibirkan goresan takdirku
Akan aku bawa ke dongeng anak anak,
Yang berseloroh tentang sebah guratan
Aku di batas langitmu,
Lantas hanya “mampu ku lihat” engkau…
Yang terselip di tirai tipis berbenang emas.
Dengan cara apa sebuah “lakon hidup”
Dapat aku tempuh, menelisik asa dari apa yang
aku tak tahu, di batas langitmu.
Sudah tiada lagi pagar bambum tempat sejuk
Untuk aku dan kau, bertanam semai
Jarum waktu hanya mengerling wajahnya
Sepi …..
MUHAMMAD NASBAR